Rabu, 10 November 2010

Para pengungsi yang menempati posko UGM pun dapat bersitirahat dengan tenang.


Yogyakarta - Berada di tempat yang relatif cukup jauh dari puncak Merapi, membuat ketenangan tersendiri bagi para pengungsi. Para pengungsi yang menempati posko UGM pun dapat bersitirahat dengan tenang.


Berdasarkan pantauan detikcom, Jumat (5/11/2010) malam, di posko UGM yang terdiri dari pos di gelanggang mahasiswa dan di gedung Purna Budaya yang berjarak sekitar 30 km dari puncak Merapi, para pengungsi tampak dapat beristirahat dengan nyaman.

Di salah satu ruangan di gedung gelanggang mahasiswa bahkan pengungsi diberi fasilitas televisi 21 inci.

"Di sini lebih enak mas dan tempatnya jauh dari gunung (Merapi)," ujar salah satu pengungsi bernama Sutrisno yang sedang leyeh-leyeh di tengah-tengah warga lainya yang sedang tidur.

Para pengungsi yang memadati posko UGM kuranglebih berjumlah 700 orang. Mereka terdiri dari warga kelurahan Pakembinangun dan Arjobinangun kecamatan Pakem.

Salah satu panitia dari posko UGM, Aditya menuturkan para pengungsi kemungkinan besar merasa kelelahan. Pasalnya siang tadi mereka sempat dioper-oper.

Seperti diberitakan siang tadi, sebagian pengungsi Merapi yang berada di Gelanggang Mahasiswa UGM, dipindahkan ke posko pengungsian lain yang terletak di Balai RW Pogung dan Purna Budaya (sekarang Pusat Kebudayaan Prof Koesnadi). Pemindahan ini didasarkan pada asal desa masing-masing pengungsi.

Pemindahan yang didasarkan asal desa ini dilakukan untuk mempermudah pendataan para pengungsi. Menurut seorang perangkat desa Candi Binangun bernama Nurhadi, pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk mendata domisili para warganya yang bercampur dengan warga desa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar