JAKARTA - Bencana alam beruntun di Indonesia tidak hanya merenggut korban jiwa, tapi juga menghantam roda perekonomian di daerah bencana. Sektor usaha, terutama usaha kecil menengah (UKM), adalah yang paling terkena dampaknya. Akibatnya, kredit bernilai ratusan miliar pun terancam macet.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi Johansyah mengatakan, BI terus berupaya menghimpun data kredit perbankan yang diberikan kepada debitur yang berada di daerah bencana. "Per 16 November, total nilai kredit di daerah bencana sebesar Rp 315,71 miliar," ujarnya melalui email yang diterima Jawa Pos, Kamis (18/11)
Menurut Difi, jumlah tersebut dihimpun dari debitur yang ada di tiga daerah bencana, yakni banjir banding di Wasior (Papua), gempa/tsunami di Mentawai (Sumatera Barat), serta letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah (Jateng). "Seluruh "kredit yang diberikan kepada debitur di daerah bencana adalah kredit dengan plafon sampai dengan Rp 5 miliar," katanya.
Data yang dihimpun BI menunjukkan, bencana alam yang paling banyak berdampak pada kredit adalah letusan Gunung Merapi. Tercatat, nilai kredit debitur yang berada di Kabupaten Sleman (Yogyakarta) yang masuk dalam daerah kena bencana mencapai Rp 106,44 miliar. "Itu adalah 2,37 persen dari total kredit di Kabupaten Sleman yang sebesar Rp 4,49 triliun atau 0,83 persen total kredit seluruh Provinsi "Yogyakarta yang sebesar Rp 12,82 triliun," terang Difi.
Selain itu, letusan Gunung Merapi juga berdampak pada perekonomian di wilayah lereng Merapi yang masuk Provinsi Jawa Tengah. Rinciannya, nilai kredit kepada debitur yang terkena bencana di Kabupaten Magelang sebesar Rp 68,68 miliar atau 8,95 persen - dari total kredit di Kabupaten Magelang yang mencapai Rp 767,73 miliar. Sedangkan di Kota Magelang, tercatat ada kredit senilai Rp 46,77 miliar kepada debitur di daerah bencana, atau 1,44 persen dari total kredit di Kota Magelang yang mencapai Rp3,24 triliun.
Letusan Gunung Merapi tak hanya berdampak di Magelang, tapi juga di Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. BI mencatat, nilai kredit terhadap debitur yang terkena dampak bencana di Klaten sebesar Rp 14,2 miliar atau 0,69 persen dari total kredit di Kabupaten Klaten yang sebesar Rp 2,06 triliun. Sedangkan di Boyolali, nilainya mencapai Rp 55,3 miliar atau 4,01 persen dari total kredit di Kabupaten Boyolali yang mencapai Rp 1,38 triliun. "Sehingga, total nilai kredit pada debitur di daerah bencana Jawa Tengah mencapai Rp 184,95 miliar atau 0,18 persen dari total kredit di Jawa Tengah," sebut Difi.
Sementara itu, lanjut Difi, bencana banjir banding di Wasior berdampak pada kredit yang diberikan kepada debitur senilai total Rp 23,2 miliar. Angka tersebut berarti 2,92 persen dari total kredit di Kabupaten Manokwari yang senilai Rp 794,59 miliar.
Sedangkan bencana gempa/tsunami di Mentawai berimbas pada debitur yang total nilai kreditnya mencapai Rp 1,12 miliar atau 1,56 persen dari total kredit yang diberikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang sebesar Rp 72,14 miliar.
really a good tactic to work.
BalasHapusgood information
günstige kredit