Jumat, 19 November 2010

pembayaran sapi lambat jalan nya sapi ,3 bulan lagi baru sapi di bayar, malang nasib pengungsi yang menunggu ganti rugi sapi




sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi,sapi ini yang jadi orang nekat ga mau ngungsi karna ini hanya harta satu satunya bagi pengungsi , ganti rugi sapi sangat di tunggu2, tapi napa ya ganti ruginya jalannya ya kaya sapi, lambat banget yang lambat pemerintah atau yang menyalurkan ,
Meskipun mendapat tawaran harga yang pantas, sejumlah pengungsi menolak menjual sapi-sapinya kepada pemerintah. Mereka menolak menjualnya lantaran transaksi dengan pemerintah acap kali dianggap terlalu berbelit-belit dan membutuhkan proses cukup panjang.
Dinas Peternakan Kabupaten Sleman sejak kemarin mulai merealisasikan pembelian hewan ternak sapi milik korban letusan Gunung Merapi. Tak hanya membeli hewan ternak milik pengungsi Merapi, pemerintah juga memfasilitasi warga yang berniat menjual ternak mereka kepada pihak lain. Warga bisa menjual sapinya di Wedomartani, Ngemplak, Sleman.

Namun sejumlah pemilik ternak sapi di pengungsian Tlogoadi Mlati, mengeluhkan harga yang ditawarkan lebih rendah dua hingga tiga juta rupiah dibanding harga di pasaran. Menurut mereka harga beli yang ditawarkan pemerintah hanya sebesar tujuh hingga sembilan juta rupiah per ekor.

Sementara itu, untuk penggantian hewan ternak yang mati hingga saat ini warga korban leutsan Merapi belum tahu persis kapan realisasinya. Meski beberapa waktu lalu telah dilakukan pendataan. Total hewan ternak yang ada di lereng Merapi mencapai sekitar 8.600 ekor. Sedangkan yang sudah dievakuasi dan terdata baru 10.231 ekor.(IAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar