Rabu, 09 November 2011
Pengujian Substantif atas Investasi dalam Sekuritas
Prosedur Awal
1. Lakukan prosedur awal atas saldo awal lebih lanjut
a. Menelusur saldo awal rekening investasi dan ekuitas ke kertas kerja tahun lalu
Auditor harus percaya hasil audit tahun sebelumnya
b. Mereview aktivitas dalam semua rekening yang berkaitan dengan investasi dan selidikilah ayat-ayat jurnal yang nampak tidak biasa
c. Dapatkan daftar semua investasi yang dibuat klien untuk memastikan kebenaran perhitungan dan kecocokannya dengan pembukuan
Periksa kebenaran penjumlahan baik menurun maupun mendatar
Periksa kecocokan semua unsur dengan ayat-ayat jurnal ke buku pembantu investasi dan buku besar
d. Pengujian ini berhubungan dengan asersi kelengkapan
Prosedur Analitis
1. Lakukan prosedur analitis
a. Hitunglah rasio-rasio:
Investasi jangka pendek terhadap total aktiva lancar
Investasi jangka panjang terhadap total aktiva
b. Analisis hasil perhitungan rasio dan bandingkan dengan perkiraan data tahun lalu
c. Pengujian ini berhubungan denga asersi keberadaan, kelengkapan, penilaian, dan penyajian
Pengujian Detil Transaksi
1. Lakukan vouching ayat-ayat jurnal ke rekening investasi dan rekening laba-rugi serta ekuitas yang bersangkutan dengan dokumen pendukungnya
Ayat-ayat jurnal untuk pembelian dan penjualan investasi dalam sekuritas berjumlah besar, biasanya dicocokkan ke otorisasi dalam notulen rapat dewan komisaris/direksi
Dokumen yang digunakan adalah pemberitahuan dari broker dan jurnal pengeluaran kas
à Pemberitahuan dari broker adalah dokumen yang dibuat oleh broker berisi informasi tentang harga pertukaran transaksi investasi
4.cocokkan ayat-ayat jurnal dalam rekening investasi dan rekening rugi laba serta ekuitas yang bersangkutan dengan dokumen pendukungnya
a.Detil traksi debit dan kredit penjualan investasi ke broker bank
b.Atau lewat bukti penerimaan kas dan pengeluaran kas
Pendebetan/pengkreditan investasidok pendukungpeny perbahan harga pasar
c.perubahan harga,penjualan,pembelianrugi labaekuitasdirealisasi/blm dicocokkan dengan dokumen transaksi dan perbahan harga
d.pembelian/penjualan dlm jumlah besar lewat otorisasinotulen rapat dewan komisaris
langkah ini mengandung asersi
keberadaanada tidak nya transksi, kas lap broker
penilaian apakah akun yang terkait benar
kelengkapan ada tdaknya notulen
hak dan kewajiban ada tidaknya kepemilikan/ perpndaan kepemilikan
penyajian dikumen urut tidak benar apa tidak sesuai tanggal
Efektif jika volume transaksi sedikit
Pengujian Detil Saldo
1. Menginspeksi dan menghitung sekuritas yang ada ditangan
Dalam menginspeksi sekuritas, auditor harus mengamati beberapa hal penting seperti nomor sertifikat yang tercantum pada dokumen, nama pemilik, deskripsi tentang sekuritas, jumlah lembar saham, dan nama perusahaan penerbit saham
Sekuritas harus disimpan pada beberapa lokasi penyimpanan yang terpisah ditempatkan pada tempat yang terkunci
Apabila perhitungan tidak dilakukan pada tanggal neraca maka auditor harus melakukan rekonsiliasi dari tanggal perhitungan ke tanggal laporan dengan cara mereview transaksi yang terjadi diantara kedua tanggal tersebut
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, hak & kewajiban, dan penyajian
2. Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan pihak lain
Konfirmasi harus diminta per tanggal pelaksanaan perhitungan atas sekuritas yang berada ditangan klien
Auditor harus mengawasi proses pengiriman konfirmasi melalui pos dan jawaban konfirmasi dari penyimpan sekuritas harus dikirimkan langsung kepada auditor
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, dan hak & kewajiban
3. Menghitung ulang pendapatan investasi
Auditor dapat memeriksa secara independen pendapatan dividen dengan mengacu pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal pembayaran yang nampak dalam buku catatan
Mereview daftar amortisasi yang dilakukan klien untuk premi dan diskonto obligasi lalu melakukan perhitungan ulang jumlah amortisasinya
Pengujian ini berhubungan dengan asersi penilaian
Pengujian Detil Saldo: Estimasi Akuntansi
1. Penggolongan Investasi secara tepat
Menentukan apakah aktivitas investasi yang dilakukan manajemen sesuai dengan tujuan manajemen yang telah ditetapkan
Mempertimbangkan kemampuan manajemen untuk terus menyimpan sekuritas utang sampai saat jatuh temponya dengan mengingat posisi keuangan klien, kebutuhan akan modal kerja, dan kemampuan menghasilkan aliran kas untuk operasi
Meminta surat pernyataan dari manajemen tentang ketepatan penggolongan sekuritas
Pengujian ini berhubungan dengan asersi hak & kewajiban
2. Pengauditan harga pasar investasi
Dapatkan bukti pendukung harga pasar yang digunakan seperti taksiran harga broker
Menilai kewajaran atau ketepatan model yang digunakan
Mencari bukti tentang kondisi-kondisi tersebut dan menentukan apakah temuan cenderung atau bertentangan dengan kesimpulan manajemen
Pengujian ini berhubungan dengan asersi penilaian
Penyajian dan Pengungkapan
Tentukan bahwa saldo investasi telah diidentifikasi dan digolongkan dengan tepat dalam laporan keuangan
Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan dasar penilaian untuk investasi, komponen laba/rugi direalisasi dan belum direalisasi
Pengujian ini berhubungan dengan asersi penyajian
Pengujian Substantif atas Saldo Kas
Prosedur Awal
1. Lakukan prosedur analitis atas saldo kas dan catatan-catatan yang akan diuji
a. Menelusur saldo awal kas di tangan dan di bank ke kertas kerja tahun lalu
Auditor harus percaya dengan hasil audit tahun lalu
b. Mereview semua aktivitas dalam rekening buku besar kas dan selidikilah ayat-ayat jurnal yang nampak tidak biasa
c. Dapatkan ikhtisar kas di tangan dan kas di bank yang dibuat klien
d. Pengujian ini berhubungan dengan asersi
Prosedur Analitis
1. Lakukan prosedur analitis
a. Bandingkan saldo kas dengan jumlah menurut anggaran, saldo tahu lalu, atau jumlah taksiran
b. Bandingkan persentase kas terhadap aktiva lancar dan bandingkan dengan taksiran
c. Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, dan hak & kewajiban
Pengujian Detil Transaksi
1. Lakukan pengujian pisah batas Kas
Penggunaan cut off laporan bank berguna untuk menentukan apakah pisah batas kas yang tepat telah dilakukan
Observasi kas yang diterima pada akhir tahun lalu
Review dokumen-dokumen seperti ikhtisar kas harian, bukti setoran kas ke bank, dan laporan bank untuk menentukan ketepatan pisah batas
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, dan kelengkapan
2. Penelusuran Transfer antar bank
Pastikan bahwa setiap transfer telah dicatat dengan tepat sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam periode akuntansi yang sama dan telah tercantum dalam rekonsiliasi bank
à Kitting= dicatat sebagai setoran di bank penerima tetapi belum dicatat sebagai penarikan/pengeluaran di bank
Mengumpulkan bukti mengenai validitas transfer bank untuk membuktikan adanya salah saji dengan menggunakan Daftar Transfer Bank
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan dan kelengkapan
Pengujian Detil Saldo
1. Perhitungan kas di tangan
Meminta pemegang kas (kasir) hadir selama proses perhitungan kas
Pastikan bahwa semua cek yang belum disetor ke bank adalah atas nama klien
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, hak & kewajiban, dan penilaian
2. Konfirmasi Saldo Simpanan di Bank dan Pinjaman
Permintaan konfirmasi biasanya dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh penandatangan cek pada perusahaan klien
à Dokumen yang digunakan adalah formulir standar konfirmasi (lihat hal 304)
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, hak & kewajiban, dan penilaian
3. Konfirmasi ketentuan lain dengan bank
Ketentuan lain dengan bank meliputi batasan kredit, saldo yang harus dipertahankan, dan utang bersyarat
Surat konfirmasi harus dikirimkan ke pejabat bank yang menangani urusan bank tersebut dengan klien
Pengujian ini berhubungan dengan asersi penyajian dan bisa juga asersi kelengkapan
4. Memeriksa sepintas, mereview, atau menyusun rekonsiliasi bank (contoh lihat hal 307)
Bandingkan saldo bank akhir dengan saldo bank yang tercantum dalam jawaban konfirmasi
Periksa validitas setoran dalam perjalanan dan cek dalam perjalanan
Periksa ketelitian perhitungan dalam rekonsiliasi
Selidiki unsur-unsur yang sudah lama seperti cek dalam perjalanan yang belum diuangkan di bank
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, dan hak & kewajiban
5. Dapatkan dan gunakan cut off laporan bank
Telusur cek-cek bertanggal tahun lalu ke daftar cek dalam perjalanan yang tercantum dalam rekonsiliasi bank
Telusur setoran dalam perjalanan yang tercantum dalam rekonsiliasi bank ke cutoff laporan bank
Periksa sepintas cut off bank serta data lampirannya untuk melihat kemungkinan adanya hal-hal yang tidak biasa
Pengujian ini berhubungan dengan asersi keberadaan, kelengkapan, hak & kewajiban, dan penilaian
Penyajian dan pengungkapan
Mereview konsep laporan keuangan klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif
Mereview notulen rapat dewan komisaris/direksi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen untuk mencari bukti tentang pembatasan penggunaan kas
Pengujian ini berhubungan dengan asersi penyajian
Rabu, 03 November 2010
Tanggung Jawab Auditor Pasca Audit,JASA AKUNTAN PUBLIK LAIN DAN JENIS PELAPORAN AKUNTANSI LAINNYA,Jasa Non Atestasi
Auditor diminta untuk mengomunikasikan kepada kliennya tentang kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan audit. Sebagai tambahan, auditor dapat membuat rekomendasi kepada kliennya yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas operasi kliennya dalam bentuk management letter. Akhirnya auditor harus menyadari tanggung jawabnya setelah audit selesai (tanggung jawab paska audit) yang berkaitan dengan peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal selesainya pekerjaan lapangan (tanggal laporan) dengan tanggal penerbitan laporan auditor, diketemukannya fakta setelah tanggal laporan dan adanya prosedur audit penting yang tidak dilaksanakan selama audit.
Tahap akhir dari pelaksanaan audit adalah menyusun laporan, baik dalam bentuk baku maupun tidak baku sesuai dengan Standar Auditing Berterima Umum.
JASA AKUNTAN PUBLIK LAIN DAN JENIS PELAPORAN AKUNTANSI LAINNYA
Dalam melaksanakan penugasan atestasi, seorang akuntan publik harus 1) memperoleh bukti yang mendukung asersi 2) secara objektif menilai berbagai pengukuran yang ada dan mengomunikasikan dengan pihak klien secara individual berkaitan dengan asersi yang ada, 3) melaporkan temuan yang ada.
Standard atestasi harus memperluas tinggi atestasi tidak hanya pada basis laporan keuangan historis, memungkinkan pemberi jasa atestasi untuk membedakan assurance, dan memberikan jasa sesuai kebutuhan pengguna.
Jenis-jenis penugasan atestasi yang dapat dilakukan akuntan publik adalah antara lain:
- audit;
- examination;
- review; dan
- agreed upon prosedur/due delligent
Jasa Non Atestasi
Jasa non astestasi lainnya adalah jasa akuntan publik yang tidak berkaitan dengan penilaian terhadap kliennya terdiri atas:
- perbantuan penyesuaian pembukuan akun (adjusment);
- menyusun neraca percobaan;
- penyusunan laporan pajak;
- penyusunan sistem akuntansi.
AUDIT ATAS SALDO AKUN KAS,Substantive Test atas Saldo Kas,Pengujian Mendetail Saldo Kas (Test of Details of Balances)
Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari kas di tangan dan kas di bank. Mengingat kas ini mudah digelapkan dan diselewengkan maka pengendalian internnya sangat ketat. Dalam audit kas auditor harus menerapkan prosedur analitis secara keseluruhan penentuan tingkat internalitas risiko melekat, risiko pengendalian kas dan risiko deteksi atau risiko audit kas.
Pengujian mendetail transaksi kas setidaknya meliputi pengujian atas cut off kas, penelusuran transfer bank dan pembuatan prof of cash.
Substantive Test atas Saldo Kas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam audit saldo kas adalah:
- menentukan risiko deteksi;
- merancang substantif test;
- melakukan prosedur awal;
- melakukan prosedur analitis
Pengujian Mendetail Saldo Kas (Test of Details of Balances)
Kegiatan dalam pengujian mendetail saldo kas (Test of details of balance) adalah:
- menghitung kas di tangan;
- mengonfirmasi simpanan dan pinjaman di bank;
- mengonfirmasi perjanjian lain dengan bank;
- menscan, mereview, dan membuat rekonsiliasi bank;
- mendapatkan dan menggunakan bank out of statement;
- membandingkan penyajian pernyataan dengan PABU
- pertimbangan-pertimbangan lain seperti pengujian deteksi lapping dan prosedur audit.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif terhadap Siklus Personalia
Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus personalia adalah fungsi personalia, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi yang terdiri dari:
- Fungsi penerimaan pegawai.
- Fungsi pencatat waktu.
- Fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
- Fungsi pembuat bukti kas keluar.
- Fungsi pembayar gaji dan upah.
- Fungsi akuntansi biaya.
- Fungsi akuntansi umum.
Dokumen yang digunakan dalam siklus personalia adalah:
- Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.
- Kartu jam hadir.
- Kartu jam kerja.
- Daftar gaji dan daftar upah.
- Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah.
- Surat pernyataan gaji dan upah.
- Bukti kas keluar.
- Jurnal umum.
- Kartu kos produk.
- Buku pembantu biaya.
- Kartu penghasilan karyawan.
Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus personalia dilakukan dengan mengklasifikasikan prosedur audit menurut asersi yang dituju yang meliputi: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian dan alokasi.
Program audit untuk pengujian substantif terhadap berbagai saldo akun yang terkait dengan siklus personalia meliputi:
- Melakukan prosedur analitik.
- Melakukan penghitungan kembali utang gaji dan upah.
- Melakukan verifikasi terhadap kompensasi bagi eksekutif.
AUDIT SIKLUS PENDANAAN
Rangkuman
Siklus pendanaan terhubung dengan siklus pendapatan dari penerbitan utang obligasi dan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk bunga obligasi, dividen, dan penarikan kembali atau pelunasan saham atau utang obligasi, dan pembelian saham masyarakat. Alur-alur yang digunakan dalam mencatat transaksi siklus pendanaan mencakup transaksi utang jangka panjang dan transaksi ekuitas pemegang saham.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perencanaan audit siklus pendanaan yaitu materialitas, inherent risk, analytical procedure risk, dan control risk.
Kegiatan Belajar 2
Pengujian Substantif atas Saldo Utang Jangka Panjang
Rangkuman
Pengujian substantif terhadap utang jangka panjang ditujukan untuk: (1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang jangka panjang, (2) membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang selama tahun yang diaudit, (3) membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan di neraca, (4) membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktiva entitas, (5) membuktikan kewajaran penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca, (6) membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca.
Pengujian Substantif atas Saldo Ekuitas Pemegang Saham
Rangkuman
Pengujian substantif terhadap modal saham ditujukan untuk: (1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham, (2) membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit, (3) membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca, (4) membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas, (5) membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca, (6) membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca.
AUDIT SIKLUS INVESTASI
Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk:
- memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi,
- membuktikan asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang diaudit,
- membuktikan asersi kelengkapan semua unsur investasi dan semua transaksi yang berkaitan dengan investasi, membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan,
- membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian investasi di neraca, dan
- membuktikan kesesuaian penyajian investasi di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
- Pada prosedur audit awal, auditor membuktikan apakah investasi yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang andal. Oleh karena itu, auditor mengusut saldo investasi yang dicantumkan di neraca ke dalam akun investasi yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun investasi di dalam buku besar, mengusut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan akun investasi di dalam buku besar ke dalam registrasi bukti kas keluar, check register, dan membuktikan ketelitian catatan investasi dengan cara melakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi di dalam buku besar dengan buku pembantu investasi.
- Pada prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio (ratio investasi sementara dengan aktiva, ratio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar, rate of returns tiap-tiap golongan investasi) untuk kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan, Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak atau salah saji.
- Pada pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi, menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit, menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga, menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
- Pada pengujian rinci, auditor mempelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi, meminta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut, mengirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain, melakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca, melakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga, meminta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang, membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, membandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
- Verifikasi penyajian dan pengungkapan investasi di neraca, ditujukan untuk memperoleh informasi apakah klien telah menyajikan investasi di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dengan pengungkapan memadai. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara memeriksa klasifikasi persediaan di neraca dan memeriksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.
Pengujian Pengendalian terhadap Aktivitas Penghitungan Fisik Persediaan & Pengujian Substantif terhadap Saldo Persediaan
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan yang digunakan adalah persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.
Pengujian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan persediaan adalah:
- Pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan.
- Pengujian substantif terhadap saldo persediaan.
- Fungsi yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu:
- Tim penghitungan fisik persediaan.
- Fungsi akuntansi biaya.
- Fungsi akuntansi umum.
- Prosedur yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu:
- Penghitungan fisik.
- Kompilasi.
- Penentuan kos persediaan.
- Adjustment kos persediaan.
- Dokumen yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah:
- Kartu penghitungan fisik.
- Bukti memorial.
- Daftar hasil penghitungan fisik.
- Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah:
- Buku pembantu persediaan.
- Jurnal umum.
- Mempelajari instruksi yang digunakan untuk penghitungan fisik persediaan.
- Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan.
- Melakukan hitung uji (test count).
- Melakukan pengujian kompilasi (compilation test).
- Melakukan pengujian kos (pricing test).
- Melakukan adjustment test.
- Melakukan prosedur audit awal.
- Melakukan prosedur analitik.
- Melakukan pengujian terhadap transaksi rinci.
- Melakukan pengujian terhadap saldo akun rinci.
- Melakukan verifikasi penyajian dan pengungkapan
AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS PERSONALIA, ringkasan bab 2 audit 2
Pengujian Pengendalian Siklus Produksi: Transaksi Manufaktur
Rangkuman
- Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.
- Siklus produksi mempengaruhi beberapa siklus lainnya, yaitu:
- Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan biaya overhead lainnya.
- Siklus personalia dalam biaya tenaga kerja.
- Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
- Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus produksi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
- Program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur.
- Program audit untuk pengujian pengendalian aktivitas penghitungan fisik persediaan.
- Transaksi manufaktur merupakan transaksi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Prosedur yang terkait dengan transaksi manufaktur adalah:
- Order produksi.
- Permintaan dan pengeluaran barang gudang.
- Retur barang gudang.
- Pencatatan biaya tenaga kerja.
- Pencatatan pembebanan overhead pabrik serta biaya produk selesai.
- Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.
- Fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur adalah:
- Fungsi penjualan.
- Fungsi otorisasi produksi.
- Fungsi produksi.
- Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
- Fungsi gudang.
- Fungsi akuntansi biaya.
- Fungsi akuntansi umum.
- Dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi manufaktur adalah:
- Surat Order Produksi.
- Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
- Kartu jam kerja.
- Bukti pengembalian barang ke gudang.
- Bukti Memorial (jurnal voucher).
- Bukti kas keluar.
- Laporan produk selesai.
- Pemahaman terhadap fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur.
- Pemahaman terhadap dokumen dan catatan yang terkait pada transaksi manufaktur.
- Penentuan kemungkinan salah saji potensial pada transaksi manufaktur.
- Penentuan aktivitas pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial pada transaksi manufaktur.
- Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
- Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian pada transaksi manufaktur.
MENGAUDIT SIKLUS PENGELUARAN, ringkasan audit 2,Pengujian Substantif pada Siklus Pengeluaran
Pengujian Pengendalian pada Siklus Pengeluaran
Rangkuman
Siklus pengeluaran terdiri dari 2 transaksi utama, yaitu transaksi pembelian dan transaksi pengeluaran kas. Dalam melakukan pengauditan atas kelas transaksi dan jumlah akun, perlu diperhatikan kategori asersinya yang terdiri dari: existence or occurance (keberadaan atau keterjadian), completeness (kelengkapan), right and obligations (hak dan kewajiban),, valuation or allocation (penilaian atau alokasi) dan presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan).
Dalam melakukan aktivitas kontrol pada transaksi pembelian, harus melakukan pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol terhadap fungsi: permintaan barang dan jasa, penyiapan permintaan pembelian, penerimaan barang, penyimpanan barang sebagai persediaan, penyiapan voucher pembayaran dan pencatatan utang. Hal ini dilakukan untuk menentukan adanya salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan dan pengujian pengendalian yang dapat dilaksanakan.
Sedangkan untuk aktivitas kontrol pada transaksi pengeluaran kas, pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol yang harus dilakukan adalah terhadap fungsi : pembayaran utang dan pencatatan pengeluran kas.
Pada penyusunan program audit, baik untuk transaksi pembelian maupun transaksi pengeluaran kas, harus berdasarkan asersi yang dituju, yaitu: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Pengujian Substantif pada Siklus Pengeluaran
Rangkuman
Pengujian substantif pada siklus pengeluaran dilakukan pada saldo utang, saldo aktiva tetap, dan saldo aktiva tidak berwujud. Dalam melakukan pengujian substantif ini, dimulai dari prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap saldo akun rinci dan diakhiri dengan verifikasi penyajian dan pengungkapan.
Utang terbagi atas 6 kelompok, yaitu:
- Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku dan bahan penolong, suku cadang dan bahan habis pakai pabrik.
- Uang jaminan masuk bagi pelanggan.
- Utang yang timbul dari berlalunya waktu (accrued payable).
- Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran yang lain.
- Accrual yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan.
- Utang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek.
- Tanah, bangunan, peralatan perabotan, dan perlengkapan.
- Penyewaan tetap.
- Akumulasi depresiasi.
- Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh hukum, peraturan, perjanjian atau karena sifat aktiva tidak berwujud itu sendiri, misalnya paten, lisensi, goodwill, hak cipta (copyright).
- Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya tidak terbatas, di mana pada saat perolehannya tidak menunjukkan adanya keterbatasan eksistensinya, misalnya merek dan nama dagang, dan proses atau rumus rahasia.
- Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi.
- Membuktikan keberadaan dan keterjadian transaksi.
- Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo yang disajikan di neraca.
- Membuktikan kewajiban klien atau kewajaran penilaian aktiva yang dicantumkan di neraca.
- Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan saldo di neraca.
Pengujian Substantif Atas Piutang Usaha, ringkasan audit 2
Rangkuman
Standar akuntansi keuangan menggolongkan piutang menurut sumber terjadinya dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang tidak dapat ditagih.
Perancangan pengujian substantive atas piutang usaha ini, pertama-tama auditor harus menentukan tingkat risiko deteksi (detection risk) yang dapat diterima untuk tiap asersi signifikan yang berhubungan. Penentuan risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penentuan risiko pengendalian yang terkait untuk kelas-kelas transaksi (penjualan kredit, penerimaan kas, dan penyesuaian kas) yang mempengaruhi saldo piutang usaha.
Beberapa tujuan pemeriksaan (audit objectives) dari piutang dapat dikemukakan sebagai berikut.
- mengetahui apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas;
- memeriksa validitas (validity) dan otentitas (authenticity) dari piutang;
- memeriksa kolektibilitas (collectibility) piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bed debts (penyisihan piutang tak tertagih);
- mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih;
- memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (SAK).
rangkuman 1 Audit Sampling pada Pengujian Pengendalian (Test of Control), ringkasan audit 2
Audit sampling digunakan sebagai aplikasi prosedur audit dengan cara melakukan pengujian terhadap sebagian bukti (baik itu terhadap saldo akun maupun terhadap kelompok transaksi) untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik seluruh bukti.
Pelaksanaan pengujian, yang terdiri dari 2 (dua) pengujian yaitu (1) pengujian pengendalian (test of control) dan (2) pengujian substantif (substantive test). Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. Sedangkan pengujian subtantif adalah pengujian yang mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi (test of transaction) dan saldo akun (test of balance).
Ketika audit sampling digunakan untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, perlu diketahui bahwa ketidakpastian (uncertainties) dipacu oleh 2 (dua) faktor yaitu (1) yang berhubungan langsung dengan penggunaan sampel (sampling risk, atau risiko sampel) dan (2) yang tidak berhubungan dengan sampel (nonsampling risk, atau risiko nonsampel).
Dalam melaksanakan pengujian audit, seorang auditor dapat menggunakan sampel nonstatistik atau sampel statistik atau kedua-duanya. Persamaan antara sampel nonstatistik dan sampel statistik adalah:
- Keduanya membutuhkan keahlian dan pengalaman dalam pertimbangan perencanaan audit sampling, dalam pelaksanaan audit sampling, juga dalam mengevaluasi hasilnya.
- Keduanya memberikan bahan bukti audit yang cukup/layak (sufficient evidential matter).
- Keduanya merupakan subjek dari risiko sampling dan risiko nonsampling.
- Pengujian Prosedur Pengendalian Komputer yang Telah Terprogram.
- Pengujian Prosedur Pengendalian Komputer Secara Umum.
- Pengujian Prosedur Tindak Lanjut.
- Pengujian Pengendalian Manajemen.