Semakin banyaknya mahasiswa yang berdatangan di Jogja ini membuat bisnis kos-kosan meningkat, hal ini karena kota Jogja merupakan kota Pelajar yang memiliki perguruan tinggi negeri yang baik maupun perguruan tinggi swasta yang ternama. Tak heran bila banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota rela datang jauh-jauh untuk ke Jogja untuk menimba ilmu. Saat itu yang terlintas dalam benak mereka adalah bagaimana mencari tempat tinggal sementara. Banyaknya pilihan tempat tinggal di Jogja membuat mahasiswa bingung untuk memilih. Kebanyakan tempat tinggal sementara itu berupa kontrakan, asrama, kost-kostan, mess dan wisma mewah yang seharusnya untuk para pekerja. Dari banyaknya pilihan sebagian besar mahasiswa memilih kost sebagai tempat tinggal sementara mereka.
Kos-kosan salah satu tempat tinggal alternatif bagi mahasiswa yang tidak memiliki kerabat di Jogja. Bukan berarti kos-kosan tempat yang bebas untuk melakukan sesuatu hal yang negatif. Tapi realitanya saat ini ditemui kos-kosan yang dipakai justru bukan hanya sebagai tempat tinggal saja melainkan digunakan sebagai ajang Free Sex.
Ada hal yang menarik yang bisa ditangkap dari fenomena kost-kostan, yaitu semakin bebasnya peratutan kost-kostan semakin dicari-cari mahasiswa saat ini. Tidak dipungkiri lagi pasti alasannya ingin melakukan sesuatu yang leluasa tanpa harus mematuhi tata tertib yang terlalu mengekang. Menurut pendapat Ibu Endang selaku Ibu kos putra di daerah Tambakbayan 4 nomor 8 mengatakan cenderung mahasiswa yang ingin mencari kos lebih mengutamakan kata “kebebasan” dibandingkan dengan kata kenyamanan. “Ya, mereka itu rata-rata menanyakan kost-kostannya bebas gak buk?? Terang saja saya menjawab tidak” ujar wanita 40 tahun ini . Terbukti saat ini kost-kostan yang bebas justru lebih diminati mahasiswa dari pada kost-kostan yang peraturannya ketat. Menurut ferdi salah satu penghuni kost yang bebas mengatakan kost yang bebas lebih menguntungkan ketimbang ada peraturan.
Berbeda lagi dengan perspektif Pak Budi selaku pemilik kos putra di Jalan Seturan menurutnya kos-kosan yang bebas justru menguntungkan. “Saya sengaja tidak memberikan peraturan yang ketat, namanya juga kost-kostan cowok masak mau di kekang ya asal bayarannya tidak telat aja saya gak marah” tuturnya. Dari perbedaan perspektif sudah terlihat adanya perbedaan antara Pak Budi dengan Ibu Endang. Tetapi intinya saat ini kost yang bebas tetap menjadi sasaran utama dalam pencarian tempat tinggal sementara.
Semakin bebasnya kost-kostan di Jogja semakin pula banyak diminati mahasiswa. Ini di karenakan anak kos lebih suka tidak terikat dengan peraturan. Dengan bebasnya kost-kostan ini memungkinkan juga para penghuninya untuk melakukan sex bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar