Minggu, 06 Februari 2011

indonesia dituduh ada di balik kerusuhan mesir

Kairo - Elit politik di Indonesia agar menahan diri dari mengeluarkan pernyataan yang memperkeruh kondisi di Mesir. Beberapa mahasiswa kini telah terkena dampaknya.

Demikian himbauan Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa RI di Mesir, Falahuddin Qudsi, yang disampaikan melalui surat elektronik kepada detikcom, Minggu (6/2/2011).

“Saat ini beberapa mahasiswa telah melaporkan adanya tekanan-tekanan fisik berupa pemukulan, penyekapan, teror dan penahanan dari pihak militer Mesir yang merupakan imbas dari pernyataan Sekjen PKS, Anis Matta di salah satu media di Indonesia dan telah disiarkan di radio Mesir, yang menyatakan bahwa mahasiswa RI di Mesir telah membantu aksi revolusi Mesir berupa bantuan logistik,” tegas Falahuddin.

Chatimul Ashom, mahasiswa asal Karawang melaporkan bahwa dirinya telah mendengar pemberitaan radio Mesir (FM 88,7) pada Jum’at malam pukul 12:00 waktu Cairo, yang menyiarkan bahwa Indonesia membantu revolusi Mesir.

Dampak pemberitaan tersebut mengakibatkan Ashom diinterogasi oleh para pemuda Mesir yang menuduh warga negara asing, antara lain Indonesia, turut campur urusan dalam negeri Mesir dan memperkeruh suasana yang terjadi saat ini. “Saya takut tetangga-tetangga saya (orang Mesir) menjadi antipati terhadap saya dan kawan-kawan”, tambah Ashom.

Dampak dari pernyataan ini adalah proses evakuasi WNI dan mahasiswa menjadi sulit. Saat ini PPMI sedang fokus untuk membantu upaya evakuasi, namun jadi kena getah pernyataan itu. Padahal beberapa korban penangkapan juga membutuhkan perhatian khusus.

Falahuddin, asal Jawa Barat, mengajak segenap pihak agar bekerjasama dengan seluruh mahasiswa RI di Mesir untuk penyelamatan jiwa dan asset mahasiswa dan WNI lainnya di Mesir. Untuk diketahui, Sekjen PKS Anis Matta telah meralat pernyataannya terkait 600-an kader PKS yang membantu revolusi di Mesir. Dia menegaskan, kader PKS yang tinggal di Mesir hanya membantu WNI di negeri yang sedang bergejolak itu.

"Kader kami di Mesir berjumlah 600 orang, sekarang sekitar 75 orang sudah pulang ke tanah air," ujar Sekjen PKS, Anis Matta, kepada detikcom, Minggu (6/2/2011).

Anis mengatakan, bantuan logistik dari kader PKS di Mesir ditujukan hanya untuk WNI saja. Bukan untuk demonstran.

"Salah paham saja, logistik tersebut hanya untuk WNI yang berada di Mesir, bukan untuk revolusi," terang Anis.

Anis berharap, semua pihak tidak memahami pernyataannya sebagai bentuk dukungan terhadap revolusi Mesir, sekalipun ia sediri mendesak agar Presiden Mesir Hosni Mubarak turun.

"Itu bukan menjadi urusan kami. Walapun saya sendiri mendesak presiden Mesir turun," tandasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar