Laporan penting sekali dalam suatu audit atau proses astetasi lainnya karena laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.Dari sudut pandang pemakai,laporan dianggap sebagai produk utama dari proses astetasi.
Pembuatan laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.Alasan mengapa dipelajari sekarang,dan bukan pada bagian akhir buku adalah karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara mengumpulkan bahan bukti.
LAPORAN AUDIT STANDAR DENGAN PENDAPAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
KONDISI UNTUK MELAPORKAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN:
1. Semua laporan keuangan-neraca,laporan laba-rugi,saldo laba,dan laporan arus kas-sudah tercakup di dalam laporan keuangan.
2. Ketiga standar umumtelah diikuti sepenuhnya dalam penugasan.
3. Bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut telah melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan dalam catatan kai dan bagian-bagian lain dalam laporan keuangan.
5. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraph penjelasan atau modifikasi kata- kata dalam laporan.
BAGIAN-BAGIAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
1. Judul laporan
2. Alamat yang dituju laporan audit
3. Paragraf pendahuluan
4. Paragraf lingkup audit
5. Paragraf pendapat
6. Tandatangan dan nama akuntan public
7. Tanggal laporan audit
KEADAAN YANG MENYEBABKAN PENYIMPANGAN DARI PENDAPAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
Penting bagi auditor dan pembaca laporan audit untuk memahami situasi dimana laporan audit standar dengan pendapat wajar tanpa pengucualian tidak tepat dalam setiap situasi.Ada dua kategori laporan audit yang bukan laporan audit standar : (1) laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian dan (2) laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikasi kata/kalimat.
Dalam membahas laporan audit yang menyimpang dari laporan audit standar ada tiga topik yang berhubungan, yaitu: yang menyebabkan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian ,jenis pendapat selain pendapat wajar tanpa pengucualian dan materialistas.
• Kondisi 1 : Pembatasan lingkup audit.
• Kondisi 2 : Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Kondisi 3 : Auditor tidak independen.
LAPORAN AUDIT SELAIN LAPORAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN
Jenis laporan audit yang paling penting untuk ketiga kondisi ini,yaitu :
• Pendapat tidak wajar : Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai dengan prinpsip akuntansi yang berlaku umum.
• Pernyataan tidak memberikan pendapat : Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan jika auditor tidak berhasil untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa keseluruhan laporan keuangan disajikan secara wajar.
• Pendapat wajar dengan pengecualian : Pendapat wajar dengan pengecualian hanya diberikan jika auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.Jika auditor merasa bahwa kondisi yang dilaporkannya sangat material,maka pernyataan tidak memberikan pendapat atau pendapat idak wajar hars dibuat.Oleh karena itu pendapat wajar dengan pengecualian dianggap sebagai bentuk pengungkapan yang paling lunak diantara semua penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian.
MATERIALITAS
Materialitas adalah factor penting dalam mempertimbangkan jenis laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Definisi dari materialitas dalam kaitannya dengan akuntansi dan pelaporan audit, adalah : “Suatu salah saji dalam laporan keuangan,dapat dianggap material jika pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional.
Dalam menerapkan definisi ini,digunakan tiga tingkatan materialitas dalam mempertimbangkan jenis laporan yang akan dibuat.
Jumlah tidak material :
Jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan, tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan, salah saji tersebut dianggap tidak material.
Jumlahnya material tetapi tidak menganggu laporan keuangan secara keseluruhan :
Tingkat materialitas kedua terjadi jika salah saji di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan pemakai, tetapi keseluruhan laporan keuangan tersebut tersaji dengan benar sehingga tetap berguna.
Jumlah sangat material atau pengaruhnya sangat meluas sehingga kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan diragukan
Tingkat materialitas tertinggi terjadi jika para pemakai dapat membuat
keputusan yang salah jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan.
KEPUTUSAN MENGENAI MATERIALITAS
Keputusan materialitas-kaitan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Jika seorang klien tidak menerapkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan benar laporan audit dapat wajar tanpa pengecualian,wajar dengan pengecualian atau tidak wajar,tergantung kepada materialitas dari penyimpangan tersebut.Harus dipertimbangkan beberapa aspek dari materialitas.
• Jumlah rupiah dibandingkan tehadap tolok ukur tertentu
• Daya ukur
• Sifat salah saji.
Salah saji berikut dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan dan dengan demikian juga akan mempengaruhi pendapat auditor,dengan cara yang berbeda dari salah saji yang lazim terjadi :
1. Transaksi-transaksi adalah melanggar hukum
2. Sesuatu pos yang dapat mempengaruhi periode mendatang,meskipun jumlahnya tidak berarti jika hanya periode sekarang yang diperhitungkan.
3. Sesuatu yang menimbulkan akibat psikis (sebagai contoh,laba kecil versus kerugian kecil, atau saldo bank versus cerukan)
4. Sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting bila dipandang dari segi kewajiban kontrak
Contoh: pelanggan persyaratan kredit dapat mengakibatkan dibatalkannya fasilitas kredit tersebut
Keputusan materialitas-kaitan dengan pembatasan lingkup audit.
Besar kecilnya salah saji yang mungkin terjadi akibat pembatasan lingkup audit penting untuk diperhatikan dalam menentukan jenis pendapat yang sesuai,yaitu apakah laporan wajar tanpa pengecualian,wajar dengan pengecualian atau pernyataan tidak memberikan pendapat.
PEMBAHASAN MENGENAI KONDISI YANG MEMERLUKAN PENYIMPANGAN DARI
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU.
LINGKUP AUDIT DIBATASI
Pembatasan lingkup audit ini terbagi dalam dua kategori utama : yang disebabkan oleh klien dan
yang disebabkan oleh keadaan di luar kekuasaan klien maupun auditor.
Untuk pembatasan yang dibuat oleh klien, auditor harus waspada atas adanya kemungkinan bahwa manajemen sengaja mencegahnya terungkapnya informasi salah saji.Dalam hal ini,dianjurkan untuk menyatakan tidak member pendapat jika materialitas dipertanyakan. Jika pembatasan timbul akibat di luar kondisi klien, pengecualian pada paragraph lingkup audit dan pendapat mungkin akan lebih tepat.
Dua pembatasan yang biasa diberlakukan oleh klien pada lingkup audit adalah dalam hal pemeriksaan persediaan fisik dan konfirmasi piutang usaha,tetapi dapat pula terjadi pembatasan pada hal lainnya.Mungkin alas an klien untuk melakukan pembatasan adalah memperkecil biaya audit dan dalam hal memeriksa kebenaran piutang,adalah untuk mencegah terjadinya ketegangan hubungan dengan para pelanggan jika ada ketidaksesuaian jumlah yang terungkap.Pendapat wajar dengan pengecualian atau
pernyataan tidak memberikan pendapat dalam kasus pembatasan yang dikenakan oleh klien memerlukan paragraph pengecualian untuk merinci pembatasa tersebut.Dalam hal auditor menyatakan tidak memberikan pendapat,paragraph lingkup audit tidak masuk dalam laporan.
LAPORAN KEUANGAN TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU
UMUM
Jika auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,dia harus mrmberikan pernyataan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar,tergantung pada materialitasnya.Pendapat itu harus jelas menyatakan sifat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku dan jumlah salah saji tersebut,jika diketahui.
AUDITOR TIDAK INDEPENDEN
Jika auditor tidak memenuhi persyaratan indepensi yang disebutkan oleh Kode Etik Profesi,auditor harus memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat meskipun segala proedur audit yang dibutuhkan dalam keadaan tersebut telah dilakukan
LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN PARAGRAF PENJELASAN
ATAU MODIFIKASI KATA
Laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelasan atau modifikasi perkataan memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan disajikan secara wajar,tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi
Berbagai penyebab paling penting dari penambahan paragraph penjelasan atau modifikasi kata pada
laporan wajar tanpa pengecualian :
Tidak ada konsistensi
Ketidakpastian yang material
Keraguan atas kelangsungan hidup
Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
Penekanan atas suatu hal
Laporan yang melibatkan auditor lain.
TIDAK ADA KONSISTENSI
Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk memperhatikan situasi dimana prinsip akuntansi tidak dilaksanakan secara konsisten dalam periode berjalan dihubungkan dengan periode sebelumnya.Prinsip akuntansi yang berlaku umum menetapkan bahwa perubahan dalam prinsip akuntansi atau metode aplikasinya merupakan hal yang dapat diterima dan bahwa sifat dan dampak perubahan itu diungkapkan secara memadai.
Konsistensi versus daya banding.Auditor dapat membedakan antara perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan dapat mempengaruhi daya banding tetapi tidak mempengaruhi konsistensi.Contoh perubahan yang mempengaruhi konsistensi dan oleh karena itu,membutuhkan paragraph penjelasan jika jumlahnya material :
1. Perubahan prinsip akuntansi,seperti perubahan dari FIFO menjadi LIFO dalam penilaian persediaan.
2. Perubahan entitas pelaporan,misalnya dimasukkannya suatu perusahaan anak yang baru di dalam laporan keuangan konsilidasi.
3. Koreksi kekeliruan yang menyangkut prinsip akuntansi,yaitu mengganti penggunaan prinsip akuntansi yang tidak lazim dengan lazim,termasuk koreksi terhadap kekeliruan yang diakibatkannya.
Perubahan yang mempengaruhi daya banding tetapi tidak mempengaruhi konsistensi dan
karenanya tidak perlu disebutkan di dalam laporan audit,antara lain sebagai berikut :
1. Perubahan estimasi,misalnya penurunan masa manfaat aktiva untuk tujuan perhitungan penyusutan.
2. Koreksi kekeliruan yang melibatkan prinsip akuntansi,seperti kesalahan matematis pembukuan pada tahun sebelumnya.
3. Variasi format dan cara penyajian informasi keuangan.
4. Perubahan disebabkan oleh berbagai transaksi atau peristiwa yang tidak lazim,seperti program baru dalam kegiatan riset dan pengembangan atau penjualan perusahaan anak
KETIDAKPASTIAN YANG MATERIAL
Jika terdapat ketidakpastian yang material,terlebih dahulu auditor harus mengevaluasi apakah
sudah ada pengungkapan fakta relevan secara memadai di dalam laporan keuangan, termasuk catatan kaki. Bahkan jika pengungkapan catatan kaki memadai,auditor diminta untuk menambahkan paragraph
penjelasan pada laporan audit untuk ketidakpastian yang material dalam kondisi-kondisi berikut ini :
1. Ketidakpastian tersebut mungkin sekali menjadi kenyataan (probable) dan material,atau
2. Ketidakpastian itu cukup mungkin menjadi kenyataan (reasonably possible) dan
a. Jumlahnya material dan kemungkinannya cukup besar atau
b. Jumlahnya sangat material.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar