Lima Personel Kangen Band Ditangkap Beganja
JAKARTA- Lima personel Kangen Band ditangkap dengan barang bukti narkoba jenis ganja seberat 40 gram. Sebelum ditangkap, mereka sudah diintai. Kelima personel Kangen Band ditangkap di markas mereka, di kawasan Cibubur, usai manggung di kawasan Bekasi, Jumat (11/3) malam. Kelimanya yakni, Dodhy (gitar), Andika (vokal), Tara (gitar), Iim (drum), dan Novry (bas).
Sebelum ditangkap pada Sabtu (12/3) dinihari, sudah sejak dua bulan kepolisian mengintai markas Kangen Band. Informasi menyebutkan, markas yang terletak di Cibubur itu kerap menjadi tempat pesta narkoba.
“Kami sudah intai selama dua bulan. Saat akan ditangkap, petugas BNN sudah memantau dan menunggu di basecamp. Waktu mereka datang, petugas langsung menciduknya,” terang Kasubdit Interdiksi Udara dan Pelabuhan BNN, AKBP Suwanto, saat dihubungi, Sabtu (12/3).
Dari markas Kangen Band, polisi menciduk 10 orang, lima di antaranya personel Kangen Band. Polisi menangkap ke-10 orang itu tengah pesta narkoba jenis ganja.
“Barang bukti 30 gram ganja dalam tiga buah amplop dan barang bukti empat linting ganja, satu sudah siap dipakai,” sambung Suwanto.
Tidak itu saja, polisi juga menemukan tiga pot pohon ganja.
“Di lokasi, kami juga menemukan tiga pot tanaman ganja yang masih kecil, berukuran 3 cm dalam sebuah kaleng cat bekas,” terang Suwanto.
Pengacara Kangen Band, Ferry Juan, mengiyakan kalau seluruh personel Kangen Band tertangkap narkoba. Ferry yang ditunjuk menjadi pengacara, langsung mendatangi para personel Kangen Band di BNN. Ferry Juan juga sudah menemui personel Kangen Band yang ditahan di BNN. Namun mereka tak mengakui memakai narkoba.
“Alasannya, mereka tidak pakai,” kata Ferry ditemui di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Sabtu (12/3).
Meski begitu, Ferry tak lantas mengiyakan pernyataan kliennya itu. Meski membela Kangen Band, namun Ferry mau benar-benar berkomentar setelah melihat hasil tes oleh laboratorium.
“Tapi tidak bisa dipegang kata-kata itu sebelum ada hasil labaratorium. Mereka tidak mengakui memakai. Tapi, kita lihat saja hasil lab-nya agar lebih pasti,” sambung Ferry.
Ferry juga membenarkan bahwa di tempat penangkapan terdapat barang bukti. “Barang bukti ditemukan di lokasi penangkapan. Yang diduga narkotika. Itu saja informasinya,” pungkasnya.
Belakangan ini kian banyak artis yang terlibat narkoba. Fenomena meningkatnya jumlah pekerja seni yang mengonsumsi obat terlarang menurut Dr Dadang Hawari, SpKJ (K), dipicu karena pergaulan.
“Mungkin itu karena teman-teman pergulannya. Biasanya mereka yang terjerat narkoba itu yang suka sama kehidupan malam. Mereka yang suka dugem, datang ke klub malam, itu lebih besar terindikasi menggunakan narkoba,” papar Dr Dadang Hawari.
Psikiater sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini menyayangkan pengguna obat terlarang harus ditangkap polisi dan dijebloskan ke bui. Sebab, menurutnya, pemakai narkoba justru lebih baik direhabilitasi daripada dimasukkan ke dalam jeruji besi.
“Untuk sembuh total, pengguna narkoba harus diterapi karena sistem dalam tubuhnya terganggu. Mereka tidak bisa membedakan lagi antara baik, buruk, halal, haram. Tahunya, ya kalau butuh harus ada. Mereka itu berubah total bukan hanya dirinya, tapi juga kepribadiannya. Kalau mereka dipenjara, itu tidak akan membantu. Malah semakin parah karena di dalam (penjara) bisa memakai. Peredaran narkoba di sana tidak bisa distop begitu saja,” urainya.
Lelaki yang menggeluti bidang napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) ini meyakini kesembuhan orang yang candu terhadap obat terlarang secara bersih bukan hanya datang dari diri sendiri, juga dibutuhkan peran orang lain.
“Dari diri sendiri itu biasanya jarang. Mereka yang sudah bertahun-tahun memakai narkoba lambat laun akan bosan sendiri. Biasanya mereka akan beralih ke jenis narkoba lain yang belum pernah dipakai. Kalaupun mereka kesulitan memperoleh (narkoba), mereka akan lari ke alkohol,” ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar