Rabu, 14 Desember 2011

Audit value for money

Audit value for money
Sector public sering dinilai sebagai sarang inefesiensi,pemborosan,sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan baru muncul agar organisasi sector public memperhatikan value for money dalam menjalankan aktivitasnya. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sector public yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi,dan efektivitas.

1. Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sector public dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
2. Efisiensi: pencapain output yang maksimumdengan input tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
3. Efektifitas:tingkat pencapain hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen saja belum cukup.Perlu ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality).keadilan mengacu pada adanya kesempatan social (social opportunity) yang sama untuk mendapatkan pelayanan public yang berkualitas dan kesejahtraan ekonomi. Selain keadilan, perlu dilakukan distribusi secara merata (equality).Artinya ,penggunaan uang public hendaknya tidak hanya terkonsentrasi pada kelompok tertentusaja, melainkan dilakukan secara merata.
1. INPUT
Merupakan sumberdaya yang digunakan untuk pelaksanaan suatukebijakan, program dan aktivitas.Contoh input adalah: dokter dirumah sakit, tanah untuk jalan baru, guru di sekolah, dll. Input dapat dinyatakan secara kuantitatif, misalnya jumlah dokter, luastanah, jumlah guru dan sebagainya. Input dapat pula dinyatakan dengan nilai uang, misalnya biaya dokter, harga tanah, gaji guru, dan sebagainya. Masalah dalam pengukuran input terletak pada penentuan harga, apakah digunakan harga pasar atau tidak? Bagaimana jika tidak tersedia harga pasar?Apakah biaya kesempatan (opportunity cost) relevan untuk dipertimbangkan?
2. OUTPUT
Output merupakanhasil yang dicapaidarisuatu program, aktivitas, dankebijakan. Pada umumnya output yang diinginkansaja yang dibicarakan, sedangkan output yang tidak diinginkan atau efek samping, misalnya peningkatan polusi yang terjadi akibat dibuatnya jalan baru, jarang dibicarakan. Mengukur output lebih sulit dilakukan terutama untuk pelayanan social, seperti pendidikan, keamanan atau kesehatan. Sebagai misal, output yang dihasilkan polisi adalah tegaknya hukum dan peraturan atau rasa aman masyarakat.

Akan tetapi bagaimana mengukur output tersebut? Barangkali dapat dikatakan bahwa ukuran output adalah turunnya angka kriminalitas, tetapi hal tersebut tidak sepenuhny benar karena turunnya angka kriminalitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti peran pendidikan, perbaikan ekonomi, dan sebagainya sedangkan aktivitas polisi hanyalah salah satu factor saja. Data statistic yang ada hanya menunjukan kriminalitas yang dilaporkan atau tercatat, bukan kriminalitas yang sesungguhnya terjadi.Pada pelayanan kesehatan masyarakat, output diukur dengan kenaikan jumlah pasien yang mampu bertahan hidup dan kembali sehat, peningkatan angka harapan hidup, penurunan angka kematian bayi, atau peningkatan kualitas hidup.Ringkasnya, output merupakan kenaikan nilai atau nilai tambah.
3. SASARAN ANTARA (THROUGHPUT)
Analisis value for money memerlukan data input dan output yang memadai karena value for money mempunyai kaitan erat dengan pengukuran output dan input. Permasalahan yang sering kali muncul adalah tidak tersedianya data yang lengkap terutama data output.Tidak tersedianya data output yang lengkap tidak berarti analisis value for money tidak dapat dilakukan. Karena untuk mengukur output seringkali terdapat kesulitan, organisasi sector public menggunakan output antara (intermediate output)atau indicator kinerja (performance indicator)sebagai alat ukur output.
Banyak ukuran yang dianggap menunjukan output pada kenyataannya adalah throughput, sebagai contoh volume aktivitas. Jumlah operasi yang dilakukan di rumah sakit merupakan throughput bukan output.Output yang lebih tinggi yang henda dicapai rumah sakit adalah memperbaiki kesehatan masyarakat, meningkatkan angka harapan hidup, dan sebagainya.


4. OUTCOME
Adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu.Sebagai contoh, outcome yang diharapkan terjadi dari aktivitas pengumpulan sampah oleh dinas kebersihan kota adalah terciptanya lingkungan kota yang bersih dan sehat.out come seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang hendak dicapai.
Penetapan dan pengukuran terhadap outcome seringkal lebih sulit di banding penetapan dan pengukuran terhadap input maupun input. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa outcome lebih sulit ditetapkan dan diukur:
1. Outcome seringkali tidak dapat diekspresikan dalam cara yang sederhana yang memudahkan proses monitoring (pemantauan)
2. Adanya masalah politik dalam proses penetapan outcome. Missal :untuk mengubah pola pembiayaan sector public sangat tergantung pada siapa yang berkuasa, bagaimana arah kebijakan politiknya.
3. Dalam penentuan outcome sangat perlu untuk mempertimbangkan dimensi kualitas. Jika input sudah dapat diturunkan, output yang dihasilkan sudah meningkat, operasi sudah lebih ekonomis dan efisien, tetapi apa yang dihasilkan ternyata tidak berkualitas, tentu akan merugikan organisasi yang bersangkutan
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sector public antara lain:
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan public, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran
2. Meningkatkan mutu pelayanan public
3. Menurunkan biaya pelayanan public karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan public
5. Meningkatkan kesadaran akan uang public (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas public.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar